Senin, 03 Januari 2011

makalah pengaruh lingkungan dan keluarga dalam pemberian makanan

MAKALAH GIZI
PENGARUH LINGKUNGAN DAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN MAKANAN









Disusun Oleh:
Dwi Retno Angraena
Inggar Saputri K
Jamaludin
Umi Amanah
Hasan

TK II KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI
TANGERANG
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun tugas ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi. Penulisan makalah dengan tema “Pengaruh Lingkungan dan Keluarga dalam Pemberian Makanan”. Selain itu, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan nutrisi, nutrisi dan stimulasi, pengaruh nutrisi pada tumbuh kembang anak,asih, asah dan asuh.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat kerja keras dan usaha, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil, bapak Sutanto, SKM, MKm dan Rifki Kurniawan, S.Gz.Selaku dosen Farmakologi sekaligus pembimbing yang telah membantu dan mendorong semangat kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata kami semua berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat dan berguna, serta dapat memenuhi persyaratan demi kelengkapan tugas ini.




Tangerang, Desember 2010
Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian 1
1.3 Ruang Lingkup Penelitian 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Nutrisi 3
2.2 Nutrisi dan Stimulasi 3
2.3 Tidak Hanya Nutrisi 4
2.4 Nutrisi Pengaruhi Mental Anak Saat Dewasa 5
2.5 Pengaruh Nutrisi Pada Tumbuh Kembang Anak 7
2.6 Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Nutrisi Pada Tumbuh Kembang Anak..........8
2.6.1 Gizi Anak 8
2.6.2 Kesehatan anak 10
2.6.3 Imunisasi 11
2.6.4 Perumahan 11
2.6.5 Sanitasi lingkungan 11
2.6.6 Stimulasi 12
2.6.7 Keluarga Berencana 13
2.6.8 Keluarga 13
2.7Asih, Asah dan Asuh 13

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 15

DAFTAR PUSTAKA 16












BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Masa bayi dan balita merupakan masa kritis yang akan menentukan hasil proses tumbuh kembang selanjutnya. Agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal diperlukan situasi atau lingkungan yang mendukung. Masih banyak ibu yang kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya, dimana ibu tidak secara teratur membawa anaknya ke Posyandu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor biologis dan faktor keluarga terhadap tumbuh kembang bayi dan balita. Faktor biologis meliputi jenis kelamin, asupan makanan, perawatan kesehatan, kelengkapan imunisasi dan penyakit kronis. Sedangkan faktor keluarga meliputi pendapatan keluarga, pendidikan orang tua,jumlah saudara dan adat istiadat (pantangan). Penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik. Populasi dalam penelitian adalah bayi dan balita yang berusia 3 bulan sampai 59 bulan beserta ibunya, yang semua dijadikan sampel. Hasil penelitian dengan uji chi square menunjukkan bahwa secara signifikan terdapat pengaruh asupan makanan (p=0,001 < ? 0,05), perawatan kesehatan (p = 0,014 < ? 0,05), penyakit kronis (p = 0,002 < ? 0,05), pendapatan keluarga (p=0,010< ? 0,05), pendidikan orang tua (p=0,010 < ? 0,05) terhadap tumbuh kembang bayi dan balita.Sedangkan variabel jenis kelamin (p=0,249 > ? 0,05), kelengkapan imunisasi (p=0,111 > ? 0,05), dan jumlah saudara (p=0,061 > ? 0,05) tidak ada pengaruh terhadap tumbuh kembang bayi dan balita. Variabel adat istiadat atau pantangan menggunakan uji chi square dengan koreksi yates, dimana (p=1,000 > ? 0,05) maka tidak ada pengaruh terhadap tumbuh kembang bayi dan balita. Untuk meningkatkan kualitas hidup anak maka diharapkan kepada ibu-ibu dapat mengatur makanan yang di konsumsi yang mengandung zat gizi serta dapat melakukan perawatan kesehatan dengan baik terhadap bayi dan balita, selain itu perlu diadakan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin. Sri Rahayu Sanusi SKM.,M.Kes





1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
• Sebagai tugas mata kuliah Gizi
• Menjelaskan tentang pengaruh lingkungan dan keluarga dalam pemberian makanan
• Sebagai pengetahuan para pembaca
• Sebagai informasi untuk para pembaca


1.3 Ruang Lingkup
Dalam makalah ini diuraikan dan dijelaskan mengenai “Pengaruh Lingkungan dan Keluarga dalam Pemberian Makanan”. Selain itu, diterangkan pula definisi nutrisi,nutrisi dan stimulasi serta pengaruh tumbuh kembang anak.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan sumber energy yang dibutuhan tubuh untuk menjaga metabolismne normal tubuh, melakukan aktifitas fisik, menjaga metabolism pada kondisi sakit maupun terapi, dan memperbaiki kerusakan jaringan dan mencegah penyakit.

2.2 Nutrisi dan Stimulasi
Dalam pertumbuhan dan perkembangan otak dan susunan saraf pusat ada 2 faktor penting, yaitu NUTRISI dan pemberian STIMULASI. Karena itulah, peran ibu sangatlah penting dalam pemenuhan kedua faktor tersebut.
Sebaiknya memang memerhatikan faktor nutrisi dimulai pada masa kehamilan. Ya, nutrisi ibu harus sangat diperhatikan. Pemenuhan zat gizi menurut kaidah gizi seimbang patut dijalankan. Dalam setiap kali makan, usahakan ibu hamil mendapat kecukupan akan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Demikian setelah melahirkan, mulai usia bayi penuhi kebutuhan akan zat gizinya. Pada masa bayi, makanan utamanya adalah ASI, berikan hak anak untuk mendapatkan ASI eksklusif, yaitu hanya ASI sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah itu tambahkan MPASI, makanan pendamping ASI yang diberikan sesuai dengan usia anak. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) harus diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak. Secara garis besar dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu MP ASI untuk usia 6 bulan, dan MP ASI untuk usia 9 bulan ke atas. Keduanya berbeda dalam rasa dan teksturnya, sesuai dengan perkembangan dan kemampuan anak.
Diharapkan pada usia 1 tahun anak sudah dapat mengonsumsi makanan keluarga. Untuk itu diperlukan contoh yang baik, contoh ini didapat dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Proses pemberian makan pada anak tidak sesederhana itu, salah satunya adalah proses pembelajaran. Baik bagi anak maupun orangtua yang memberikan makanan tersebut.
Kemudian, pemenuhan akan pemberian stimulasi dapat diberikan sejak dini, yaitu sejak janin dalam kandungan sekitar usia kehamilan 6 bulan. Ibu hamil dapat memberikan stimulasi kepada janin di dalam kandungan melalui perabaan, dengan mendengarkan musik, lagu-lagu, mengajak bicara, juga dengan stimulasi cahaya. Biasanya respon bayi berupa gerakan janin. Setelah lahir, stimulasi pertama adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, dan stimulasi lainnya untuk merangsang perkembangan anak.

Rangsangan atau stimulasi diberikan melalui panca indera anak, melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan. STIMULASI dilakukan untuk merangsang seluruh aspek perkembangan anak, baik perkembangan motor kasar, motor halus, bahasa-bicara, sosial emosi, dan kemandirian. STIMULASI diberikan secara komprehensif, setiap saat interaksi dengan anak. Waktu yang diperlukan tidak terbatas, ada kaidah pemberian stimulasi setiap hari selama 30 menit, dengan fokus pada keinginan anak, orangtua atau pengasuh hanya mengikuti dan memberi arahan dalam upaya pencapaian perkembangan tersebut.


2.3 Tidak Hanya Nutrisi
Faktor lingkungan sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor genetik yang baik, akan dioptimalkan lewat lingkungan. Faktor lingkungan yang berperan besar adalah keluarga tempat anak dibesarkan. Lingkungan keluarga ini dipengaruhi pendidikan, status ekonomi, dan kepedulian orang tua terhadap anak. Selain itu, faktor teman sebaya, lingkungan tempat tinggal dan sekolah turut mempengaruhi. Lingkungan menyediakan segala kebutuhan dasar bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang.
Kebutuhan dasar anak yang bisa terpenuhi dari lingkungan terdiri dari:
1. Biofisik, antara lain nutrisi, kesehatan, pakaian
2. Emosi, misalnya kasih sayang, rasa aman
3. Stimulasi
Dalam tumbuh kembang anak, pemberian nutrisi bergizi jelas penting. Namun harus diperhatikan juga faktor emosi dan stimulasi. Ketiganya harus diberikan seiring sejalan agar bisa membentuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otak anak secara optimal.
Pengalaman masa kanak-kanak dapat mempengaruhi perkembangan otak. Faktor pola asuh berpengaruh pada perkembangan emosi anak. Jika anak terlalu banyak dilarang misalnya, ia tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungannya. Ia akan mengalami kesulitan mengatasi masalah. Sebaliknya bila kebutuhan akan kasih sayang kurang terpenuhi, maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan lebih lambat, dan sulit berinteraksi dengan orang lain. Kurangnya penghargaan bisa membuat anak merasa rendah diri, malu, dan terhambat penyesuaian dirinya.
Yang juga tak boleh ditinggalkan adalah pendidikan agama. Kegiatan agama yang dilakukan bersama dalam keluarga akan menumbulkan perasaan kebersamaan dan keakraban. Anak yang mendapat ajaran agama sejak dini akan lebih mudah menerima pendidikan moral, seperti sikap sopan hormat, berbuat baik pada sesama, toleransi, dan membantu yang lemah.
2.4 Nutrisi Pengaruhi Mental Anak Saat Dewasa
Kandungan DHA dan ARA yang tertinggi tetap pada ASI.
Nutrisi memang penting untuk masa pertumbuhan anak. Namun ternyata nutrisi ini tak cuma untuk fisik si anak, namun juga untuk mentalnya ketika ia dewasa. Pertimbangan inilah yang membuat kaum ibu muda kini semakin banyak memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada buah hatinya. Mengapa? ”Karena saya percaya, ASI mengandung nutrisi paling tepat untuk anak saya,” kata Tia, (29) tahun. Tak heran, jika salah satu kebanggaan Tia bukanlah prestasinya di kantor. Menurutnya, justru keberhasilannya memberikan ASI ekslusif selama empat bulan pertama adalah salah satu prestasinya yang dibanggakannya. Padahal, ia wanita bekerja yang mememiliki keterbatasan masa cuti melahirkan.
Kemajuan terkini di bidang ilmu nutrisi telah menunjukkan bahwa faktor suplementasi makanan –yang dulu belum dianggap sebagai nutrisi esensial– ternyata memainkan peran penting dalam mendukung berbagai aspek tumbuh kembang dan kesehatan manusia. Di antara nutrisi tersebut adalah choline dan asam lemak tak jenuh omega-3. Keduanya diserap melalui plasenta dan tersekresi dalam ASI. Choline memainkan peran penting dalam perkembangan otak dan organ tubuh lainnya. Kekurangan choline dapat mempengaruhi perkembangan otak anak.
Akibatnya, anak yang kekurangan choline, kemampuan kognitifnya dan prilakunya kurang. Beberapa peneliti telah mempelajari kadar choline yang terdapat dalam ASI. Penelitian yang dilakukan oleh The Institute of Medicine di AS, menyimpulkan bahwa choline yang terdapat dalam ASI rata-rata sebesar 160 mg/liter atau 24 mg/100 gram kalori. Choline dan asam lemak tak jenuh omega-3, menurut Sheila Margaret Innis, Guru Besar Ilmu Kedokteran Anak Fakultas Ilmu Kedokteran, University of British Columbia, berperan penting dalam perkembangan morfologis, biokimia, dan molekuler dari otak dan organ lainnya.
”Kekurangan choline atau asam lemak omega-3 yang disebabkan oleh asupan yang kurang atau karena adanya penyakit yang mengurangi daya serap, dapat menghambat perkembangan otak,” kata Innis dalam acara yang digalang Mead Johnson Nutritional, di Bogor. Doktor bidang nutrisi dari University of Toronto ini menambahkan bahwa kesehatan fisik dan interaksi lingkungan memiliki efek yang kuat dalam pembentukan perkembangan kognitif.
”Konsekuensinya, kekurangan nutrisi dapat menimbulkan gangguan perkembangan secara langsung pada otak dan secara tidak langsung pada sistem organ lainnya,” tutur Innis. Innis sendiri telah menerbitkan lebih dari 100 studi klinis tentang bayi, anak, dan wanita. Fokus penelitiannya adalah manfaat unsur nutrisi tertentu pada kesehatan sel-sel tubuh.
Selama ini, berbagai penelitian menunjukkan bahwa choline adalah pembentuk syaraf penghantar acethylcholine yang berperan penting dalam proses perkembangan memori dan kemampuan belajar. Cara kerja choline, kata Innis, seperti halnya vitamin. Kebutuhan akan zat tersebut dapat tercukupi bila balita memperoleh ASI hingga usia dua tahun. Setelah itu, bayi dapat memperoleh choline dari makanan seperti daging merah.


2.5 Pengaruh Nutrisi Pada Tumbuh Kembang Anak
Pemenuhan nutrisi anak sangat penting. Karena gizi yang baik akan mengurangi resiko anak terkena penyakit. Kalaupun ada infeksi kuman atau virus, dengan daya tahan tubuh yang bagus, anak tidak akan mudah sakit, sehingga tidak mengganggu proses tumbuh kembang.
Penuhi kebutuhan gizi anak dengan menu seimbang yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral yang sesuai untuk kebutuhan mereka. Memang ada kalanya anak sulit makan, tapi jangan menyerah begitu saja. Bersiasatlah dengan selalu menyediakan kudapan sehat di rumah yang mengandung unsur-unsur gizi seimbang serta makanan tambahan yang dapat menutupi kekurangan asupan gizi tertentu.
Apa saja yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang? Berikut beberapa nutrisi penting yang perlu diketahui:
PROTEIN, kebutuhan protein anak lebih besar dibandingkan orang dewasa. Protein merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yakni untuk pertumbuhan dan pembentukan serum, hemoglobin, enzim dan antibodi serta untuk regenerasi sel-sel yang rusak dan sebagai sumber energi.
MULTIVITAMIN DAN MINERAL, makanan tambahan yang mengandung multivitamin dan mineral dibutuhkan oleh anak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak dicukupi oleh makanan sehari-hari. Khususnya bagi anak yang sulit makan dan anak dengan pilihan yang terbatas.
VITAMIN A, sangat penting untuk menunjang pertumbuhan anak serta menjaga kesehatan mata dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
VITAMIN B, berperan penting dalam metabolisme tubuh dan menjaga fungsi organ tubuh terutama sistem saraf. Dapat membantu meningkatkan selera makan bagi anak yang sulit makan.
VITAMIN C, berperan penting dalam membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap infeksi, serta mempercepat pertumbuhan.
VITAMIN D, sangat penting dalam membantu penyerapan kalsium dan fosfor serta menjaga kesehatan tulang dan gigi.
VITAMIN E, sangat dikenal sebagai antioksidan yang menjaga sel-sel tubuh dari kerusakan. Berperan penting dalam proses metabolisme, menjaga kesehatan kulit dan otot.
MINERAL,nutrisi yang dibutuhkan dalam menunjang proses tumbuh kembang anak. Seringkali kebutuhan akan nutrisi ini tidak dapat terpenuhi dari makanan sehari-hari. Mineral penting ini antara lain;
KALSIUM MAGNESIUM, berperan penting dalam pertumbuhan gigi, proses pembekuan darah dan perkembangan sel-sel saraf dan otak. Zat Besi, berperan penting dalam pembentukan hemoglobin (sel darah merah) yang mengankut oksigen ke seluruh tubuh.




2.6 Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Nutrisi Pada Tumbuh Kembang Anak
2.6.1 Gizi Anak
Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makan yang berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Kedua keadaan itu dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.
Air susu ibu (ASI) dapat menurunkan mordibitas dan mortalitas anak, karena ASI disamping nilai gizinya tinggi juga mengandung berbagai macam zat anti yang melindungi anak dari berbagai macam infeksi. Disamping itu dengan menyusui, akan mendekatkan hubungan anak-ibu yang penting untuk perkembangan kejiwaan anak, bahkan sejak hari-hari pentama setelah lahir, sehingga rawat gabung antara ibu dan bayi sangat menguntungkan. Agar produksi ASI lancar, maka dianjurkan agar ibu makan lebih banyak (tambahan 500 kkal/hari) dan minum 8-12 gelas/hari. Kepada ibu yang menyusui dianjurkan untuk tidak minum obat yang bisa menurunkan produksi ASI, misalnya pil KB yang mengandung estrogen; atau obat-obat yang dikeluarkan melalui ASI, antara lain:
Sulfa – jangan diberikan pada ibu dengan bayi yang usianya terlalu muda, karena merupakan kompetitor dan bilirubin terhadap albumin, memudahkan terjadinya kern ikterus.
Tetrasiklin - “staining” pada gigi bayi.
Thiourasil/Tolbutamid – menekan fungsi kelenjar endoknin bayi.
Monitoring pertumbuhan anak dengan menggunakan KMS, merupakan usaha untuk mencegah terjadinya malnutrisi (retardasi pertumbuhan maupun obesitas) pada anak. Sebaiknya setiap anak, antara 4 bulan – 3 tahun ditimbang setiap bulan, karena pada periode umur tersebut merupakan penyesuaian dengan makanan orang dewasa, intake makanan tidak adekuat, dan ASI mulai tidak mencukupi kebutuhan anak-anak, tetapi anak masih rentan terhadap penyakit, sehingga sering terjadi gangguan kesehatan Disamping itu dengan KMS kita bisa mengetahui status kesehatan anak faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan anak tersebut, dengan KMS kita bisa memberikan penyuluhan kepada ibunya, selain mengenai pertumbuhan anaknya, juga mengenai cara pemberian makanan yang benar, status kesehatan, pencegahan dehidrasi dengan oralit, pemberian vitamin A bahkan mengenai keluarga berencana.
Kalau grafik berat badan pada KMS tidak naik selama 2 bulan berturut-turut, kita harus mencari sebabnva. Mumgkin anak tersebut sakit, makannya kurang, kecacingan, atau kurang mendapat perhatian.Seperti yang dikatakan oleh James Grant dari UNICEF bahwa untuk mempertahankan kelangsungan hidup anak yaitu dengan GOBI-FFF (Growth monitoring, oral dehydration, breast feeding, Immunization, Family Planning, Female Education dan Food Supplementation).
Sebaiknya tidak menambahkan makanan selain ASI sampai anak berumur 4 bulan, dan pemberian makanan pada anak usia dibawah 3 tahun 5 – 6 kali perhari untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya. Setelah menderita sakit anak perlu mendapat ekstra makanan untuk mengganti berat badan yang hilang pada waktu sakit, sehingga tumbuh kembang anak dapat dipertahankan.
2.6.2 Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapat perhatian orang tua yaitu dengan cara segera membawa anaknva yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Jangan sampai penyakit tersebut berkembang yang bisa membahayakan jiwanya. Pertolongan pertama dengan orang rumah tangga lainnya oleh ibu dirumah pada anak yang diare. Demikian pula dengan penyakit ISPA yang sering memberi dampak pada tumbuh kembang anak harus ditanggulangi sedini mungkin.
Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang mudah sakit, biasanya pertumbuhannya terganggu. Oleh karena itu kita perlu memberikan makanan ekstra pada setiap anak sesudah menderita suatu penyakit.
Anak yang menderita penyakit menahun seperti asma, sakit jantung, sakit ginjal dll, tidak hanya terganggu tumbuh kembangnya tetapi juga pendidikannya. Oleh karena itu kita harus memberikan perhatian ekstra pada anak-anak ini, misalnya dengan mengupayakan pengobatan yang murah sehingga bias dijamin kontinuitas pengobatan, makanan ekstra, dan bahkan sarana pendidikan selama anak dirawat di rumah sakit misalnya buku-buku bacaan, alat-alat bermain dll, juga perhatian serta kasih saying. Karena pada umumnya akan yang berpenyakit kronis sering disertai gangguan kejiwaan, akibat dari stress berkepanjangan yang disebabkan penyakitnya.
2.6.3 Imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi misalnya penyakit TBC, diphteri tetanus, pertusis, polio, campak, dan hepatitis B. Bahkan sekarang telah masuk ke Indonesia vaksin MMR untuk mencegah measles (campak), mumps (parotitis) dan rubela (campak jerman). Dengan melaksanakan imunisasi yang lengkap maka diharapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan cacat dan kematian.
2.5.4 Perumahan
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya. Misalya fentilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh sesak, cukup leluasa bagi anak untuk bermain, bebas polusi, maka akan menjamin tumbuh kembang anak.
2.6.5 Sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran pencernaan : diare, cacing, dll. Sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran pernafasan, saluran pencernaan, serta penyakit akibat nyamuk sebagai fektornya seperti : malaria dan demam berdarah. Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus ditujukan bagaimana membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang anak, sehingga meningkatkan rasa aman bagi ibu / pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan.


2.6.6 Stimulasi
Yang dimaksud dengan stimulasi disini adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual, verbal, auditif, taktil dan lain-lain dapat mengoptimaikan perkembangan anak. Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang penting pada awal perkembangan anak, misalnya dengan mengajaknya bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain, dan lain-lain.
2.6.7 Keluarga Berencana
Dengan keluarga berencana (KB) maka sebuah keluarga dapat merencanakan kapan mulai punya anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa tahun jarak antara anak satu dengan lainnya dan kapan berhenti tidak hamil lagi. Pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan kawin muda, dianjurkan untuk menunda kehamilannya dulu sampai paling sedikit umur 18 tahun. Karena kalau hamil kurang dari 18 tahun sering melahirkan BBLR yang angka kesakitan dan kematiannya tinggi, disamping itu risiko terhadap ibunya juga tinggi. Demikian pula dianjurkan untuk tidak hamil sesudah umur 35 tahun, karena nisiko terhadap bayi maupun ibunya rneningkat lagi.
Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antar kehamilan tidak kurang dari 2 tahun. Karena kalau jaraknya terlalu dekat dapat mengganggu tumbuh kembang anak baik fisik maupun mentalnya. Hal mi disebabkan karena ASI terpaksa dihentikan, ibu tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan makanan anak, juga berkurangnya perhatian dan kasih sayang. Paling tidak memerlukan waktu sekitar 2 tahun untuk memulihkan kesehatannya sebelum hamil lagi. Kalau ibu hamil terlalu cepat, maka sering melahirkan BBLR, mempunyai anak lebih dari 4 orang juga akan menambah resiko terhadap ibu dan bayinya. Lebih-lebih kalau jarak antar kehamilan kurang dan 2 tahun, maka ibu akan lemah akibat dari seringnya hamil, melahirkan, menyusui, dan merawat anak-anaknya. Sehingga sering mengakibatkan berbagai masalah seperti ibu yang mendenita anemia, kurang gizi, dan bahkan sering terjadi perdarahan setelah melahirkan yang membahayakan nyawa ibunya. Resiko melahirkan bayi cacat dan BBLR jugá meningkat setelah empat kali kehamilan dan setelah usia ibu 35 tahun.
2.6.8 Keluarga
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orangtua anak merupakan suatu proses yang majemuk yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu kepribadian orang tua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain. Tingkah laku setiap anggota keluarga, interaksi antar anggota keluarga, dan pengaruh luar. Faktor yang mempunyai dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah perkawinan yang tidak harmonis, penyakit menahun yang diderita saat ini dan adanya gangguan jiwa dan salah satu anggota keluarga.

2.7Asih, Asah dan Asuh
Pada intinya, untuk mencapai tumbuh kembang optimal, bayi membutuhkan tiga hal, yaitu asuh (nutrisi & lingkungan), asih (kasih sayang), dan asah (stimulasi).

Kebutuhan ASUH adalah kebutuhan akan nutrisi, perawatan kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap, perumahan, pakaian, dan perawatan kesehatan dasar.

Kebutuhan ASIH yaitu pemberian kasih sayang. Pemberian kasih sayang (asih) ini akan memberikan rasa aman dan percaya diri pada anak. Basic trust atau konsep dasar percaya diri pada anak perlu dibentuk sejak dini, terutama pada satu tahun pertama kehidupan anak. Intinya adalah pemenuhan segera apa yang dibutuhkan oleh anak saat itu.

Lalu, pemberian stimulasi/rangsangan (ASAH) juga perlu diberikan sejak dini, bahkan sejak kehamilan usia 6 bulan. Selanjutnya stimulasi diberikan sesuai dengan tahapan usia si kecil.

Nah, ketiga kebutuhan dasar ini terutama harus diberikan oleh orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Tentunya pemenuhan ini akan berbeda jenis dan proporsinya sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak.















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nutrisi merupakan sumber energy yang dibutuhan tubuh untuk menjaga metabolismne normal tubuh, melakukan aktifitas fisik, menjaga metabolism pada kondisi sakit maupun terapi, dan memperbaiki kerusakan jaringan dan mencegah penyakit.
Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makan yang berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Kedua keadaan itu dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orangtua anak merupakan suatu proses yang majemuk yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu kepribadian orang tua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain. Tingkah laku setiap anggota keluarga, interaksi antar anggota keluarga, dan pengaruh luar. Faktor yang mempunyai dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah perkawinan yang tidak harmonis, penyakit menahun yang diderita saat ini dan adanya gangguan jiwa dan salah satu anggota keluarga.
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran pencernaan : diare, cacing, dll. Sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran pernafasan, saluran pencernaan, serta penyakit akibat nyamuk sebagai fektornya seperti : malaria dan demam berdarah. Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus ditujukan bagaimana membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang anak, sehingga meningkatkan rasa aman bagi ibu / pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkunga.

DAFTAR PUSTAKA


http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/kualitas-tumbuh-kembang-anak/
http://www.kalbenutritionals.com/article_detail.asp?id=282&strlang=ind
http://www.palliative-indonesia.org/index.php?option=com_content&view=article&id=61%3Anutrisi&catid=1%3Alatest-news&lang=en

Tidak ada komentar:

Posting Komentar