Senin, 03 Januari 2011

Kualitas Tumbuh Kembang Anak

Kualitas Tumbuh Kembang Anak Leave a comment

Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor pranatal, perinatal dan post natal. Dalam pembahasan ini difokuskan pada faktor post natal.
Faktor post natal yang mempengaruhi kualitas anak adalah faktor bio-fisiko-psiko-sosial. Misalnya komponen biologis : kesehatan tubuh/organ, keadaan gizi, kekebalan terhadap penyakit; kornponen fisis : perumahan, kebersihan lingkungan, fasilitas kesehatan dan pendidikan; komponen psikososial : kesehatan jiwa, stimulasi mental, pengaruh keluarga/sekolah/masyarakat, nilai sosial budaya, tradisi, adat dan agama, dll. Pertumbuhan pesat: terjadi pada masa bayi dan prasekolah, dimana anak sangat sensitive terhadap lingkugannya. Status pertumbuhan anak pada masa ini secara luas dipakai untuk mengukur bagaimana kualitas lingkungan anak tersebut. Agar anak tumbuh kembang dengan optimal sesuai dengan kemampuan genetiknya, harus mendapat dukungan yang positif dan lingkungan disekitar anak tersebut.
Berhubungan majemuknya faktor-faktor lingkungan postnatal yang mempengaruh tumbuh kembang anak, maka pada makalah ini akan dibahas hal-hal yang penting saja yaitu:
a. Gizi Anak
Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makan yang berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Kedua keadaan itu dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.
Air susu ibu (ASI) dapat menurunkan mordibitas dan mortalitas anak, karena ASI disamping nilai gizinya tinggi juga mengandung berbagai macam zat anti yang melindungi anak dari berbagai macam infeksi. Disamping itu dengan menyusui, akan mendekatkan hubungan anak-ibu yang penting untuk perkembangan kejiwaan anak, bahkan sejak hari-hari pentama setelah lahir, sehingga rawat gabung antara ibu dan bayi sangat menguntungkan. Agar produksi ASI lancar, maka dianjurkan agar ibu makan lebih banyak (tambahan 500 kkal/hari) dan minum 8-12 gelas/hari. Kepada ibu yang menyusui dianjurkan untuk tidak minum obat yang bisa menurunkan produksi ASI, misalnya pil KB yang mengandung estrogen; atau obat-obat yang dikeluarkan melalui ASI, antara lain:
Sulfa – jangan diberikan pada ibu dengan bayi yang usianya terlalu muda, karena merupakan kompetitor dan bilirubin terhadap albumin, memudahkan terjadinya kern ikterus.
Tetrasiklin - “staining” pada gigi bayi.
Thiourasil/Tolbutamid – menekan fungsi kelenjar endoknin bayi.
Monitoring pertumbuhan anak dengan menggunakan KMS, merupakan usaha untuk mencegah terjadinya malnutrisi (retardasi pertumbuhan maupun obesitas) pada anak. Sebaiknya setiap anak, antara 4 bulan – 3 tahun ditimbang setiap bulan, karena pada periode umur tersebut merupakan penyesuaian dengan makanan orang dewasa, intake makanan tidak adekuat, dan ASI mulai tidak mencukupi kebutuhan anak-anak, tetapi anak masih rentan terhadap penyakit, sehingga sering terjadi gangguan kesehatan Disamping itu dengan KMS kita bisa mengetahui status kesehatan anak faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan anak tersebut, dengan KMS kita bisa memberikan penyuluhan kepada ibunya, selain mengenai pertumbuhan anaknya, juga mengenai cara pemberian makanan yang benar, status kesehatan, pencegahan dehidrasi dengan oralit, pemberian vitamin A bahkan mengenai keluarga berencana.
Kalau grafik berat badan pada KMS tidak naik selama 2 bulan berturut-turut, kita harus mencari sebabnva. Mumgkin anak tersebut sakit, makannya kurang, kecacingan, atau kurang mendapat perhatian.Seperti yang dikatakan oleh James Grant dari UNICEF bahwa untuk mempertahankan kelangsungan hidup anak yaitu dengan GOBI-FFF (Growth monitoring, oral dehydration, breast feeding, Immunization, Family Planning, Female Education dan Food Supplementation).
Sebaiknya tidak menambahkan makanan selain ASI sampai anak berumur 4 bulan, dan pemberian makanan pada anak usia dibawah 3 tahun 5 – 6 kali perhari untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya. Setelah menderita sakit anak perlu mendapat ekstra makanan untuk mengganti berat badan yang hilang pada waktu sakit, sehingga tumbuh kembang anak dapat dipertahankan.
b. Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapat perhatian orang tua yaitu dengan cara segera membawa anaknva yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Jangan sampai penyakit tersebut berkembang yang bisa membahayakan jiwanya. Pertolongan pertama dengan orang rumah tangga lainnya oleh ibu dirumah pada anak yang diare. Demikian pula dengan penyakit ISPA yang sering memberi dampak pada tumbuh kembang anak harus ditanggulangi sedini mungkin.
Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang mudah sakit, biasanya pertumbuhannya terganggu. Oleh karena itu kita perlu memberikan makanan ekstra pada setiap anak sesudah menderita suatu penyakit.
Anak yang menderita penyakit menahun seperti asma, sakit jantung, sakit ginjal dll, tidak hanya terganggu tumbuh kembangnya tetapi juga pendidikannya. Oleh karena itu kita harus memberikan perhatian ekstra pada anak-anak ini, misalnya dengan mengupayakan pengobatan yang murah sehingga bias dijamin kontinuitas pengobatan, makanan ekstra, dan bahkan sarana pendidikan selama anak dirawat di rumah sakit misalnya buku-buku bacaan, alat-alat bermain dll, juga perhatian serta kasih saying. Karena pada umumnya akan yang berpenyakit kronis sering disertai gangguan kejiwaan, akibat dari stress berkepanjangan yang disebabkan penyakitnya.
c. Imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi misalnya penyakit TBC, diphteri tetanus, pertusis, polio, campak, dan hepatitis B. Bahkan sekarang telah masuk ke Indonesia vaksin MMR untuk mencegah measles (campak), mumps (parotitis) dan rubela (campak jerman). Dengan melaksanakan imunisasi yang lengkap maka diharapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan cacat dan kematian.
d. Perumahan
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya. Misalya fentilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh sesak, cukup leluasa bagi anak untuk bermain, bebas polusi, maka akan menjamin tumbuh kembang anak.
e. Sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran pencernaan : diare, cacing, dll. Sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran pernafasan, saluran pencernaan, serta penyakit akibat nyamuk sebagai fektornya seperti : malaria dan demam berdarah. Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus ditujukan bagaimana membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang anak, sehingga meningkatkan rasa aman bagi ibu / pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan.
f. Stimulasi
Yang dimaksud dengan stimulasi disini adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual, verbal, auditif, taktil dan lain-lain dapat mengoptimaikan perkembangan anak. Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang penting pada awal perkembangan anak, misalnya dengan mengajaknya bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain, dan lain-lain.
Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program BKB (Bina Keluarga dan Balita) untuk anak-anak prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin, dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan yang berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak antara lain motorik, bahasa, kecerdasan dan sosialisasi.
Program BKB merupakan program yang menunjang program-program yang sudah ada di Posyandu, dalam upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak di Indonesia. Berbagai macam alat permainan edukatif yang dibuat sesuai dengan golongan umur anak diperkenalkan pada ibu-ibu kelompok BKB. Karena bermain, mengajak anak berbicara, dan kasih sayang adalah “makanan’ yang penting untuk perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan makan untuk pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak sekedar hanya mengisi waktu luang anak saja, tetapi melalui bermain anak belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan otot-ototnya, melibatkan perasaan, emosi dan pikirannya. Sehingga melalui bermain anak mendapat berbagai pengalaman hidup. Manfaat lain dari bermain apabila dilakukan bersama orang tuanya adalah hubungan orang tua dan anak menjadi semakin akrab dan juga kita akan segera rnengetahui kalau terdapat gangguan perkembangan anaknya secara dini.
Buku bacaan anak-anak juga penting untuk stimulasi perkembangan anak, karena akan menambah kemampuan berbahasa, berkomunikasi, serta menambah wawasan anak terhadap lingkungan disekitamya.
Morley (1986) mengatakan bahwa prioritas untuk anak adalah makanan, perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang adekuat dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi perkembangan intelektual adalah penting. Bermain merupakan sekolah yang berharga bagi amak sehingga perkembangan intelektualnya optimal.
Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain. Latihan-latihan atau olahraga yang teratur. Anak perlu diperkenalkan dengan olah raga sedini mungkin, karena dengan olab raga tidak hanya membentuk fisik, juga mentalnya agar anak tumbuh dengan baik. Olahraga yang baik bagi anak harus mempunyai nilai bermain. Misalnya olahraga untuk anak Balita ialah melempar/menangkap bola, melompat-lompat main tali, main dengklek/engklek, naik sepeda roda tiga, dll. Yang harus dijaga adalah kemungkinan terjadinva cidera pada saat anak bermain atau melakukan aktifitas.
g. Keluarga Berencana
Dengan keluarga berencana (KB) maka sebuah keluarga dapat merencanakan kapan mulai punya anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa tahun jarak antara anak satu dengan lainnya dan kapan berhenti tidak hamil lagi. Pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan kawin muda, dianjurkan untuk menunda kehamilannya dulu sampai paling sedikit umur 18 tahun. Karena kalau hamil kurang dari 18 tahun sering melahirkan BBLR yang angka kesakitan dan kematiannya tinggi, disamping itu risiko terhadap ibunya juga tinggi. Demikian pula dianjurkan untuk tidak hamil sesudah umur 35 tahun, karena nisiko terhadap bayi maupun ibunya rneningkat lagi.
Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antar kehamilan tidak kurang dari 2 tahun. Karena kalau jaraknya terlalu dekat dapat mengganggu tumbuh kembang anak baik fisik maupun mentalnya. Hal mi disebabkan karena ASI terpaksa dihentikan, ibu tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan makanan anak, juga berkurangnya perhatian dan kasih sayang. Paling tidak memerlukan waktu sekitar 2 tahun untuk memulihkan kesehatannya sebelum hamil lagi. Kalau ibu hamil terlalu cepat, maka sering melahirkan BBLR, mempunyai anak lebih dari 4 orang juga akan menambah resiko terhadap ibu dan bayinya. Lebih-lebih kalau jarak antar kehamilan kurang dan 2 tahun, maka ibu akan lemah akibat dari seringnya hamil, melahirkan, menyusui, dan merawat anak-anaknya. Sehingga sering mengakibatkan berbagai masalah seperti ibu yang mendenita anemia, kurang gizi, dan bahkan sering terjadi perdarahan setelah melahirkan yang membahayakan nyawa ibunya. Resiko melahirkan bayi cacat dan BBLR jugá meningkat setelah empat kali kehamilan dan setelah usia ibu 35 tahun.
h. Keluarga
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orangtua anak merupakan suatu proses yang majemuk yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu kepribadian orang tua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain. Tingkah laku setiap anggota keluarga, interaksi antar anggota keluarga, dan pengaruh luar. Faktor yang mempunyai dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah perkawinan yang tidak harmonis, penyakit menahun yang diderita saat ini dan adanya gangguan jiwa dan salah satu anggota keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar